Perjalanan yang berliku, terjal dan penuh onak duri sejatinya hanyalah untuk mengajarkan kepada kita begitu nikmatnya jalan yang mulus dan bebas hambatan. Begitu juga perjuangan dalam membela kebenaran. Tak seindah yang kita bayangkan ketika baru pertama kali mereguknya.
Ada kekuatan yang tidak suka dengan kebenaran menghalang-halangi, berbuat makar siang dan malam hanya untuk kebenaran itu tidak membumi dalam dada setiap insan. Inilah tantangannya dan disini pula rahasia indahnya perjuangan bermuara. Dimana ketika penghalang kebenaran membuat lubang agar kita terperangkap. Kita istirahat berfikir sejenak untuk menemukan cara yang indah dalam menghindari lubang tersebut.
Seperti mengisi teka-teki silang. Semakin sulit maka semakin bersemangat untuk segera diselesaikan setiap makar yang dilakukan oleh para penghalang kebenaran. Namun bila kita sudah berusah semaksimal mungkin masih terjebak oleh perangkap para penghalang kebenaran. Inilah indahnya, mereka sedang mengajarkan untuk bagaimana bangkit kembali. Menyusun strategi dan membangun langkah yang lebih kokoh lagi.
Tak ada yang sia-sia dalam perjuangan dan perjalanan dalam membela kebenaran. Keberhasilan mengajarkan untuk menjadi hamba yang bersyukur dan lebih tawadhu. Kegagalan mengajarkan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.
Semua pasti sudah tercatat. Apapun itu. Setiap apa yang kita berikan untuk perjuangan dalam membela kebenaran dan yang tercecer dari diri kita daam perjuangan, seperti harta, darah, keringat dan doa pasti ada nilainya dihadapanNya walaupun di mata manusia tidak bernilai sama sekali.
Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada (QS Al-Hajj [22] 46).
Ada kekuatan yang tidak suka dengan kebenaran menghalang-halangi, berbuat makar siang dan malam hanya untuk kebenaran itu tidak membumi dalam dada setiap insan. Inilah tantangannya dan disini pula rahasia indahnya perjuangan bermuara. Dimana ketika penghalang kebenaran membuat lubang agar kita terperangkap. Kita istirahat berfikir sejenak untuk menemukan cara yang indah dalam menghindari lubang tersebut.Seperti mengisi teka-teki silang. Semakin sulit maka semakin bersemangat untuk segera diselesaikan setiap makar yang dilakukan oleh para penghalang kebenaran. Namun bila kita sudah berusah semaksimal mungkin masih terjebak oleh perangkap para penghalang kebenaran. Inilah indahnya, mereka sedang mengajarkan untuk bagaimana bangkit kembali. Menyusun strategi dan membangun langkah yang lebih kokoh lagi.
Tak ada yang sia-sia dalam perjuangan dan perjalanan dalam membela kebenaran. Keberhasilan mengajarkan untuk menjadi hamba yang bersyukur dan lebih tawadhu. Kegagalan mengajarkan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.
Semua pasti sudah tercatat. Apapun itu. Setiap apa yang kita berikan untuk perjuangan dalam membela kebenaran dan yang tercecer dari diri kita daam perjuangan, seperti harta, darah, keringat dan doa pasti ada nilainya dihadapanNya walaupun di mata manusia tidak bernilai sama sekali.
Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada (QS Al-Hajj [22] 46).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bloger yang baik akan meninggalkan komentar yang baik dan membangun...
terimakasih........